androidvodic.com

Kasus cacar monyet muncul lagi di Indonesia, apa saja yang perlu diketahui? - News

Kasus cacar monyet (mpox) kembali muncul di Indonesia awal Oktober ini setelah pertama kali dideteksi pada Agustus 2022. Hingga berita ini diturunkan, menurut Kementerian Kesehatan setidaknya 16 orang di Jakarta dan Tangerang masih diisolasi di rumah sakit karena positif mengidap cacar monyet.

Jumlah vaksin cacar monyet yang tersedia di Indonesia sangat terbatas. Dalam setahun terakhir, kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, vaksin baru disuntikkan ke 250 orang dengan risiko tinggi tertular cacar monyet.

Saat ini pemerintah masih memegang sekitar 1.000 vaksin yang secara selektif akan diberikan kepada orang-orang paling rentan tertular.

Namun di tengah munculnya kasus baru dan keterbatasan vaksin, pakar kesehatan publik yakin skala penularan cacar monyet tidak akan seluas pandemi Covid-19.

Risiko kematian yang dipicu penyakit ini pun disebut tidak fatal. Apa saja alasan medisnya?

Penularan terbatas di kelompok tertentu

Sejumlah data kunci yang dipaparkan Kemenkes, Kamis (26/10), menunjukkan bahwa belasan orang yang terpapar cacar monyet sejak 13 Oktober lalu mayoritas berusia antara 25-29 tahun.

Dari hasil penelusuran medis, 14 pasien cacar monyet mengaku kepada petugas surveilans bahwa mereka melakukan hubungan seksual sesama jenis, laki-laki dengan laki-laki. Adapun masing-masing dari dua pengidap cacar monyet lainnya mengaku biseksual dan heteroseksual.

Hampir seluruh penderita cacar monyet ini sebelumnya telah mengidap HIV—virus yang secara umum melemahkan sistem imun manusia.

Merujuk data-data ini, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, menyebut bahwa hampir seluruh penularan cacar monyet di Indonesia terjadi di orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin cacar, melakukan hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki, dan telah terdiagnosis positif HIV sebelumnya.

Windhu berkata, merekalah yang masuk dalam kategori orang-orang dengan risiko tinggi tertular cacar monyet. “Jadi penularannya terbatas pada kelompok tertentu,” ujarnya.

“Penularan juga bisa juga terjadi pada orang yang melakukan hubungan seksual laki-laki dengan perempuan, tapi saat ini paling banyak terjadi pada pelaku hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki. Merekalah kelompok dengan risiko paling tinggi untuk tertular, bukan masyarakat pada umumnya,” kata Windhu.

Windhu berkata, penularan cacar monyet tidak akan meluas seperti Covid-19 yang bisa menyerang siapapun.

Setiap orang yang lahir sebelum tahun 1980, kata dia, juga terlindungi dari risiko cacar air karena mereka telah menerima vaksin cacar yang dulu digelontorkan pemerintah untuk menghentikan wabah cacar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat