androidvodic.com

Israel Terancam Krisis Daging Usai 14 Ribu Domba Gagal Dikirim Buntut Perang - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, CANBERRA – Kapal kargo yang mengangkut 14.000 ekor domba dan 2.000 sapi dilaporkan terdampar di lepas pantai Australia selama sepekan terakhir.

Hewan ternak yang diangkut menggunakan Kapal MV Bahijah awalnya berlayar dari Australia menuju Israel melalui jalur Laut Tengah, namun imbas serangan Houthi yang memanas pengiriman terpaksa ditangguhkan.

“Kapal ini meninggalkan Australia pada 5 Januari dengan tujuan Israel. Namun, rute yang biasanya melalui Laut Merah dialihkan karena ancaman serangan Houthi,” jelas pemerintah dan industri ternak Australia, sebagaimana dikutip dari The Telegraph.

Sayangnya saat kapal hendak putar balik, kapal kargo itu dilarang memasuki pelabuhan Australia karena terganjal peraturan biosekuriti yang mengharuskan hewan-hewan ternak itu untuk melakukan dikarantina terlebih dahulu sebelum memasuki wilayah Australia.

Baca juga: PM Swedia Kecam Aksi Percobaan Pengeboman Kedubes Israel di Stockholm

Imbas masalah tersebut, belasan ribu ternak itu terombang – ambing di lautan sementara Israel kini terancam mengalami krisis daging di tengah memanasnya perang.

Menurut laporan yang dirilis The Jerusalem Post sebelum konflik pecah, orang – orang Israel umumnya mengkonsumsi daging hingga 196.000 ton per tahun.

Konsumsi daging yang tinggi memaksa negara ini untuk melakukan impor besar – besar ke sejumlah negara termasuk Australia, tercatat dalam tiga bulan terakhir Australia telah mengirim lebih dari 86.100 ekor domba senilai 6,5 juta dolar AS dan 10.848 ekor sapi dengan nilai 14 juta dolar AS.

Dengan jumlah tersebut Israel menjadi salah satu importir terbesar dari Australia, akan tetapi imbas serangan Houthi di Laut merah kini pengiriman impor – ekspor jadi sulit dilakukan.

Belum diketahui sampai kapan Houthi akan melakukan serangan ke kapalkapal kargo Israel, namun untuk mencegah dampak krisis yang kian serius rencananya ratusan ribu hewan itu akan tetap dikirim ke Israel melalui jalur perdagangan baru yakni memutar ke perairan sekitar Afrika melalui semenanjung Harapan.

Akan tetapi pengiriman via jalur baru itu mendapat kecaman dari sejumlah pihak, salah satunya Anggota parlemen Fremantle, Australia, Josh Wilson. Ia mengatakan pengiriman jalur baru dapat memperburuk kondisi hewan-hewan.

Ini karena puluhan ribu hewan ternak itu harus menempuh rute jauh selama berminggu – minggu dengan suhu ekstrim mendekati 40 derajat Celcius

“Apa yang sedang direncanakan adalah perjalanan 60 hari untuk 14.000 domba dengan kapal logam yang sangat panas dan berbau busuk,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat