androidvodic.com

Pakar Komunikasi Politik Bicara soal Kekuatan Prabowo-Puan dan Ganjar-Anies Jelang Pilpres 2024 - News

Laporan Reporter News, Reza Deni

News, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, bicara soal sejumlah nama dalam simulasi pasangan capres dan cawapres.

Dia mengambil contoh survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) dan Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dalam temuannya, pasangan Prabowo-Puan Maharani unggul dalam simulasi capres-cawapres.

Sementara itu, pasangan Ganjar Pranowo-Anies Baswedan unggul dalam survei yang dirilis Charta Politika dan Indikator Politika.

Menurutnya, masing-masing pasangan memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri.

“Nah ini sebetulnya, Pak Prabowo elektabilitas paling tinggi karena ada tabungan elektabilitas sebelumnya, Mbak Puan belum populer,” kata pria yang akrab disapa Hensat ini, Selasa (10/5/2022).

Untuk pasangan Ganjar-Anies, Hensat mempertanyakan apakah keduanya bisa dipersatukan.

"Bisa bisa saja, tetapi beban berat itu bukan di Anies, tetapi Ganjar Pranowo. Sebagai politisi PDIP, elektabilitas Ganjar paling tinggi, dan ditaksir beberapa Parpol untuk menjadi capres. Namun sebagai kader dia harus ikut arahan partai. Dalam PDIP sendiri, disebut-sebut ada dua nama kuat untuk maju sebagai capres yaitu Puan Maharani dan Ganjar Pranowo," kata dia

Dia menyebut siapa pun capres dan cawapres yang akan diusung oleh partai politik, masyarakat ingin sosok presiden yang ‘The Next Jokowi’.

Dalam pandangannya, ada pergeseran kriteria calon presiden. Jika sebelumnya masyarakat ingin presiden yang merakyat lalu cerdas, sekarang jadi cerdas dan merakyat.

Baca juga: Jokowi-Megawati King Maker, Pengamat Sebut Prabowo-Puan Potensial Jadi Titik Temu di Pilpres 2024

"Perubahan ini menarik, artinya masyarakat sudah move ke calon presiden yang the next Jokowi.  Jadi kalau Jokowi merakyat, sekarang coba kita cari yang cerdas dan merakyat," ujar Hensat.

Dengan kriteria seperti ini, Hensat menambahkan strategi pemenangan di 2024 akan berbeda.

"Sebelumnya pencitraan bisa didorong sebagai penguat elektabilitas, mungkin setelah  kriteria (capres) cerdas, strategi pemenangannya adalah pameran. Pamer-pamer hasil kerja, hasil pembangunan, enggak cuma pamer citra saja," pungkas dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat