Budiman Sudjatmiko Sebut Pemimpin Bangsa Dari PDIP Harus Progresif Teknokratik - News
Laporan Wartawan News Rahmat W. Nugraha
News, JAKARTA - Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengatakan dirinya telah menyapaikan ke internal partainya. Bahwa pemimpin bangsa yang akan datang harus progresif teknokratik.
Menurut Budiman jika tidak, ia menilai Prabowo atau Anies yang akan menjadi pemenang di pemilihan presiden yang akan datang.
"Kepemimpinan progresif populis kalau juga memang ingin sustainable. Maka progresifnya harus memasuki masa matang. Tidak lagi masa kanak-kanak," kata Budiman pada diskusi Reformasi 25 Years: Continuity and Stability for Indonesia after The 2024 Election di Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Tolak Perpanjang Masa Sengketa Hasil Pilpres, MK Sebut Bisa Ganggu Pengambilan Sumpah Capres
Menurutnya kalau masih menggagap progresif populis adalah jawaban untuk Indonesia. Bangsa Indonesia mengalami stunting mental.
"Kita butuh kepempimpinan progresif teknokratik. Jika kaum progresif tidak teknokratik tetap populisme. Saya pastikan yang menang adalah konservatif populisme," jelasnya.
Budiman melanjutkan baginya Anies merupakan konservatif populisme bernuansa agama. Sementara Prabowo konservatif populisme bernuansa nasionalis.
Adapun terikat hal itu Budiman mengungkapkan bahwa pemikirannya itu sudah disampaikan ke internal PDIP.
"Ini sudah saya sampaikan juga terhadap internal kami. Kenapa saya mengatakan begitu, jika kaum progresif nasionalis tidak kunjung dewasa menjadi teknokratik. Bangsa kita akan terjebak pada negara berpendapatan menengah," jelasnya.
Ia mencontohkan Amerika Latin, dua periode presiden progresif populisme karena penggantinya tidak kunjung teknokratik. Diganti konservatif populis, dua periode begitu lagi.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasan Megawati Bisa Kalah dari SBY di Pilpres 2004
"Ketika konservatif populis menang di Amerika Latin ada pertumbuhan tetapi kesenjangan semakin tinggi. Ketika progresif populasi menang ada pemerataan. Tapi karena tak kunjung diganti progresif teknokratik, konservatif populis lagi," tegasnya.
Menurutnya agenda pertumbuhan dan pemerataan oleh dua ideologi berbeda tidak akan pernah jadi apa-apa bangsa tersebut.
"Kenapa saya harap Indonesia harus progresif teknokratik? Agar baik agenda pemerataan ataupun agenda pertumbuhannya harus diasuh mazhab dan ideologi yang sama. Jangan seperti Amerika Latin," tutupnya.
Terkini Lainnya
Bursa Capres
Menurutnya kalau masih menggagap progresif populis adalah jawaban untuk Indonesia. Bangsa Indonesia mengalami stunting mental.
6 Poin Pleidoi SYL: Mengaku Dizalimi, Minta Dibebaskan hingga Curhat Sempat Terindikasi Kanker
BERITA REKOMENDASI
Ditanya Siapa Cawapres Pilihannya, Ini Jawaban Prabowo Subianto
Temui Surya Paloh, Anies Sebut Tak Bicarakan Soal Elektoral
Jokowi akan Bisiki Parpol Soal Capres Usulan Relawan Secepatnya
BERITA TERKINI
berita POPULER
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiwo Serahkan Program Sosial BI ke PMI Jakarta Utara
Ikatan Alumni UII Gelar Nobar Film Alkostar, Mahfud MD Bicarakan Konsep Sukma Hukum
Tenaga Ahli Utama KSP Sebut Moderasi Beragama Jadi Modal Indonesia dalam Urusan Diplomasi
Eks Menlu RI Tegaskan Pendidikan jadi Cara Tangkal Pengaruh Radikalisme di Indonesia
SYL Sebut 3 Kali Nama Surya Paloh Dalam Pembelaannya: Hormat Ku Buat Abang Ku