Bekas Hakim Konstitusi Khawatir MK Kehilangan Kepercayaan Publik - News
Laporan Wartawan News, Fersianus Waku
News, JAKARTA - Hakim konstitusi periode 2003-2006, Maruarar Siahaan mengatakan Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini sedang mengalami masalah yang sangat berat.
Hal ini terkait putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang akhirnya meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Maruarar mengaku khawatir bila nantinya masyarakat hilang kepercayaan terhadap lembaga tersebut.
"Sebab kalau MK kehilangan kepercayaan dari masyarakat maka bisa kacau. Kondisi itu akan menciptakan kondisi anarki, dimana masyarakat sudah tidak percaya lagi terhadap hukum," kata Maruarar dalam jumpa pers di Media Center TPN, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Dia mencium adanya dugaan pelanggaran etik dari Ketua MK, Anwar Usman terhadap hasil putusan tersebut.
Sebab, Maruarar menuturkan Anwar Usman adalah pamannya Gibran yang akhirnya lolos menjadi cawapres setelah putusan itu.
Menurutnya, dari kasus ini bisa dilihat tinggi rendahnya prinsip imparsial atau tidak berpihak seorang hakim.
"Prinsip hakim konstitusi harus independensi, imparsial, itu harus dihayati betul. Karena itu akar kepercayaan terhadap seorang hakim. kalau itu sudah dilanggar maka sudah pasti terjadi pelanggaran kode etik hakim," ujarnya.
Maruarar khawatir masyarakat tidak akan percaya terhadap proses sengketa Pemilu 2024.
"Bayangkan bagaimana bisa menyerahkan sengketa Pemilu kepada MK yang tidak dipercaya masyarakat," imbuhnya.
Terkini Lainnya
Pilpres 2024
Hakim konstitusi periode 2003-2006, Maruarar Siahaan mengatakan Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini sedang mengalami masalah yang sangat berat.
6 Poin Pleidoi SYL: Mengaku Dizalimi, Minta Dibebaskan hingga Curhat Sempat Terindikasi Kanker
Pilpres 2024
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiwo Serahkan Program Sosial BI ke PMI Jakarta Utara
Ikatan Alumni UII Gelar Nobar Film Alkostar, Mahfud MD Bicarakan Konsep Sukma Hukum
Tenaga Ahli Utama KSP Sebut Moderasi Beragama Jadi Modal Indonesia dalam Urusan Diplomasi
Eks Menlu RI Tegaskan Pendidikan jadi Cara Tangkal Pengaruh Radikalisme di Indonesia
SYL Sebut 3 Kali Nama Surya Paloh Dalam Pembelaannya: Hormat Ku Buat Abang Ku