androidvodic.com

Krisis Suku Cadang, Produsen Truk Listrik Volta Ajukan Kebangkrutan - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, LONDON – Produsen truk listrik asal Swedia, Volta Trucks diketahui tengah mengajukan proses kebangkrutan ke pengadilan wilayah Inggris, pada Selasa (17/10/2023).

Mengutip dari laporan Reuters, pengajuan kebangkrutan dilakukan Volta usai perusahaan dilanda krisis pasokan suku cadang serta krisis cadangan baterai listrik Proterra. Kondisi ini kian diperparah lantaran Volta gagal mengelola pendanaan tenaga kerjanya, akibat tingginya biaya operasi perusahaan dan rendahnya tarif pengiriman.

Tekanan ini lantas membuat tagihan utang Volta terus menumpuk di tengah mandeknya aktivitas produksi truk listrik di cabang Inggris.

Baca juga: Mercedes-Benz Luncurkan Truk Listrik eActross 600, Jakarta-Kudus Tak Perlu Isi Ulang Baterai

“Volta, yang berkantor pusat di Swedia dan beroperasi di Inggris, menyatakan bangkrut karena kesulitan melakukan produksi akibat ketidakpastian pemasok suku cadang kendaraan listrik Proterra,” jelas pengumuman yang dirilis Volta.

Sebelum dilanda kebangkrutan, Volta menjadi salah satu produsen truk listrik terkemuka di London, Inggris. Meski baru mendebut pada akhir 2022, namun hingga awal tahun 2023 truk listrik Volta telah berhasil mencetak lonjakan pesanan tembus 5.0000 unit kendaraan.

Tak sampai disitu pembuat truk listrik ini juga berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 3000 juta euro dari para investor global. Sayangnya gangguan krisis pasokan suku cadang di pasar global telah membuat Volta kesulitan mengikuti tren penurunan harga ditengah melonjaknya biaya produksi.

Volta bukanlah satu – satunya produsen otomotif yang mengalami kebangrutan, sebelumnya produsen kendaraan listrik asal China WM Motor telah lebih dulu mengajukan laporan kebangkrutan ke pengadilan di Shanghai.

Sebelum mengalami kebangkrutan, VM Motor yang didirikan veteran otomotif Freeman Shen pada tahun 2015 sempat dipandang sebagai salah satu startup EV Tiongkok terkemuka yang menawarkan produk mobil bebas emisi atau kendaraan listrik (BEV).

Namun pasca pencabutan kebijakan Covid-19 diberlakukan, sejumlah produsen otomotif berlomba melakukan perang harga dengan menawarkan diskon dan subsidi pajak secara besar – besaran. Hingga produk kendaraan listrik bisa dibanderol dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang harga pasar.

Alasan ini yang memicu dampak negatif bagi VM Motor hingga laba kuartalan produsen kendaraan asal China ini mengalami pembengkakan kerugian yang meningkat dua kali lipat menjadi 8,2 miliar yuan atau sekitar 1,13 miliar dolar AS.

Sementara itu akibat krisis pasokan suku cadang, Ford Motor, produsen otomotif terbesar kedua di Amerika terpaksa merumahkan 700 karyawan di pabrik Michigan Amerika yang bertugas memproduksi truk pickup listrik Lightning F-150.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat