Terkini Lainnya
TAG
Pemerintah Indonesia sukses menurunkan angka perkawinan anak hingga mencapai 6,92 persen.
Jika ditinjau berdasarkan prevalensi angka, Pulau Jawa, khususnya di Jabar, Jateng dan Jatim menjadi penyumbang angka perkawinan anak tertinggi
Angka perkawinan anak atau pernikahan dini di Indonesia mulai turun hingga 8,06 persen.
Menurut Rohika, para anak muda kerap memandang perkawinan sebagai sebuah romantisme saja.
Kepala Desa Ketroharjo, Joko Pitono menanggapi, perkawinan anak menjadi permasahan krusial di Desa Ketroharjo.
Ada beberapa faktor penyebab munculnya perkawinan anak, satu di antaranya adalah faktor budaya.
KemenPPPA mengatakan kasus perkawinan anak di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Ada 55 ribu pengajuan di 2022.
Lebih empat dari 10 anak perempuan dan tiga dari 10 anak laki-laki mengaku setidaknya mengalami salah satu jenis kekerasan
Kemenko PMK sebut perkawinan anak di Indonesia menduduki peringkat ke-8 di dunia. Bahkan, peringkat ke-2 di ASEAN.
Programer Manager Power to Youth (Rutgers), Muhammad Rey Dwi Pangestu mengatakan, ada beberapa alasan kenapa anak muda perlu diajak untuk mengentaskan
Kehamilan di usia remaja masih menjadi permasalahan di Indonesia. Kondisi itu membawa dampak negatif.
Perkawinan anak masih banyak ditemui di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Perkawinan anak juga merupakan salah satu bentuk tindak kekerasan terhadap anak dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Pada Hari Anak Nasional 2021, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyoroti peningkatan angka perkawinan anak selama pandemi.
Komnas Perempuan menemukan pada 2019 terdapat 23.126 kasus pernikahan anak, kemudian pada 2020 jumlahnya naik sebesar 64.211 kasus.
Fenomena perkawinan anak di Indonesia tidak bisa dianggap persoalan biasa dan karena itu menuntut partisipasi dari sebanyak mungkin unsur masyarakat.