Terkini Lainnya
TAG
EBITDA MTEL mengalami kenaikan sebesar 15,7 persen menjadi Rp 4,4 triliun.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), anak usaha BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp 892 miliar
Mitratel berencana melakukan aksi korporasi pembelian kembali atau buyback saham dengan menyiapkan anggaran Rp 1 triliun
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, RUPS tahunan menyetujui untuk mengangkat satu anggota dewan komisaris Independen
RUPST juga telah menyetujui perubahan anggaran dasar perusahaan untuk menyesuaikan masa jabatan anggota direksi dan dewan komisaris menjadi 5 tahun
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) kerja sama proses desain, implementasi sampai dengan operasional dan pemeliharaan jaringan fiber
Dua sektor berakhir di zona merah. Sektor transportasi dan logistik masih melemah 0,73%. Sektor infrastruktur turun 0,31%.
MTEL akan menebar dividen hingga 70 persen dari perolehan laba bersih 2021 sebesar Rp 1,38 triliun atau sekira Rp 966 miliar.
Yosua Zisokhi menilai saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel layak untuk dikoleksi investor.
Perusahaan akan mendukung program operator telekomunikasi dalam pembangunan layanan 4G di desa non 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Mitratel membuat platform digital OneFlux untuk mengintegrasikan bisnis dari aplikasi yang sudah ada.
Untuk menjaga tren pertumbuhan pada tahun ini, setidaknya ada empat strategi yang akan dijalankan PT Dayamitra Telekomunikasi
Mitratel tidak akan melewatkan kesempatan untuk membantu ekonomi digital Indonesia tumbuh lebih tinggi lagi.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dan PT Alita Praya Mitra (Alita) bekerja sama memperluas cakupan layanan serat optik.
Prospek PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel diperkirakan akan semakin gemilang ke depan
Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mendapatkan rekomendasi beli dari analis pasar modal lokal dan asing
EBITDA MTEL diperkirakan meningkat 33,8 persen, dari Rp 2,88 triliun per September 2020 menjadi Rp 3,85 triliun per September 2021.
Target tersebut 43,75 persen di atas harga Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni sebesar Rp 800 per saham.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saham dari anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu masih mengalami tekanan setelah IPO
Peluang bisnis serat optik dinilai sangat besar ke depan karena instrumen tersebut menjadi keharusan bagi penyelenggaraan jaringan 5G.